PARA ilmuwan percaya bahwa 95 persen dari jumlah penyakit tukak lambung serta tukak usus kecil duodenum, yang termasuk peptic ulcer, disebabkan oleh bakteri Helicobacter pylori (H. pylori). Meskipun demikian cara mendiagnosanya masih merupakan masalah yang serius. Cara tradisional yang masih banyak dilakukan adalah dengan menggunakan metoda endoskopi, yaitu suatu cara yang paling tidak mengenakkan si pasien. Dalam hal itu sebuah selang (tube) didorong masuk ke dalam mulut lalu masuk ke dalam lambung melalui tenggorokan. Selang tersebut digunakan untuk mengambil tenunan permukaan lambung yang dicurigai telah luka atau mendapat tukak.
Para dokter dan terutama para pasiennya akan lebih bahagia bila ada alternatif cara diagnosa yang lebih praktis, lebih cepat, lebih murah, tetapi lebih peka. Barangkali cara diagnosa menggunakan tes darah yang non invasive lebih baik.
Setiap dokter memiliki teori sebelum mencapai penentuan suatu penyakit. Karena itu, jenis tes diagnosa diharapkan sekaligus dapat berfungsi sebagai indikator yang kuat dalam mengonfirmasikan penyakit tersebut. Atau bahkan membantah teori diagnosa yang dilakukan oleh dokter.
Apalagi bakteri H. pylori ternyata mudah melakukan mutasi diri, sehingga ia menjadi semakin resisten terhadap antibiotika. Bila hal itu telah diketahui maka pemberian obat antibiotika yang sama tidak diperlukan lagi.
Berbagai laboratorium diagnostik di dunia memang sedang berlomba dalam mencari dan mendapatkan teknis diagnosis yang praktis dan peka terhadap bakteri H. pylori. Teknik awal yang relatif berhasil dalam mendiagnosa penyakit tersebut adalah menggunakan sejumlah sampel darah pasien sebanyak lima mililiter. Sampel darah tersebut kemudian dites terhadap daya imunitas tubuh yang diciptakan oleh adanya antibodi yang aktif memerangi bakteri H. pylori.
Untunglah kini telah ditemukan teknik diagnosa baru yang hanya memerlukan satu tetes sampel darah pasien saja. Proses diagnosanya hanya memerlukan waktu kurang dari sepuluh menit.
Sebetulnya kriteria terpenting dalam proses pengembangan test kits diagnostic tersebut adalah, mampukah kita menemukan atau mendapatkan suatu antigen yang paling tepat bagi H. pylori. Itulah sejenis protein yang secara spesifik hanya dapat disaksikan oleh bakteri H. pylori, yang secara sensitif mampu merangsang timbulnya imunitas yang diharapkan.
Dengan menggunakan teknik recombinant DNA, para peneliti diharapkan mampu menghasilkan atau mengisolasi beberapa jenis antigen yang berbeda dari bakteri tersebut. Mereka diharap berhasil memproduksinya dalam jumlah yang cukup banyak bagi terlaksananya percobaan penelusuran. Tujuannya untuk mengidentifikasi antigen mana yang paling efektif, yang kelak dapat dimanfaatkan untuk memproduksi tes kits diagnostik bagi penyakit tukak lambung.
Hal itu dianggap sangat penting artinya bukan saja hanya untuk mendiagnosa keberadaan bakteri H. pylori. Jangkauannya lebih luas yaitu diagnosis terhadap kemungkinan kanker lambung. Caranya dengan melakukan identifikasi terhadap protein-protein dalam bakteri yang erat kaitannya dengan kanker lambung. Dari sana akan dapat dihasilkan jenis antigen yang cocok untuk mendiagnosa kanker lambung. Berhasilnya pengembangan test kits diagnostic tersebut, akan sangat memudahkan penanganan dan pengobatan penyakit tukak dan kanker lambung secara dini dan cepat.
Karbohidrat bioaktif dari youghurt
Bakteri asam laktat adalah kelompok bakteri yang baik dan berguna bagi kesehatan tubuh. Bakteri ini pandai memproduksi berbagai jenis karbohidrat bioaktif yang dikenal sebagai exopolysacharida, secara melimpah. Disebut bioaktif karena jenis karbohidrat tersebut berfungsi sebagai substat prebiotik, dan penurun kolesterol serta perangsang kekebalan atau imunitas tubuh.
Di samping itu, seperti namanya, bakteri tersebut mahir dalam memproduksi asam laktat, yang banyak dimanfaatkan sebagai produksi bahan industri atau produk industri pangan. Salah satu produk pangan yang mengandung asam laktat dalam jumlah yang relatif tinggi adalah youghurt, yang terbuat dari susu sapi, hasil proses fermentasi oleh bakteri asam laktat. Dalam produksi youghurt terdapat beberapa puluh juta bakteri per mililiter yang masih hidup. Kini youghurt dapat pula dihasilkan dari susu kedelai yang disebut soyhurt.
Baru-baru ini di Jepang secara komersial telah dapat diproduksi jenis youghurt yang baru, di mana produksi tersebut menggunakan suatu strain baru dari jenis bakteri asam laktat, yang pandai memproduksi karbohidrat bioaktif (oligo sacharida) yang mampu secara efektif melawan dan membunuh bakteri H. pylori, yang erat kaitannya dengan penyakit tukak dan kanker lambung.
Ekstrak Mushroom
Beberapa jenis mushroom memiliki potensi untuk memproduksi senyawa anti-Helicobacter activity. Bakteri H. pyroli berhasil diisolasi dari lambung pasien penderita gastritis kronis oleh Warren dan Marshall di tahun 1983. Mereka mampu memproduksi enzim urase dalam jumlah yang relatif besar.
Ekstrak mushroom telah banyak digunakan dalam pengobatan tradisional Timur bagi penyakit lambung atau sebagai pangan fungsional selama beribu tahun, baik di Korea, Cina dan Jepang, serta di negara Asia lainnya.
Dari hasil screening terhadap berbagai jenis mushroom, ternyata sebagian besar ekstrak mushroom tidak memiliki daya penghambatan terhadap pertumbuhan H. pylori, kecuali ekstrak mushroom jenis G. lucidum, G. esculenta, C. versicolar, A. bisporus var. albidus. Hanya ekstrak dari mushroom S. aspratus dan F. velutipes, yang mampu menghambat keaktifan enzim urase.
Bila hasil ekstraksi difraksinasikan, fraksi eter yang berasal dari mushroom G. lucidum dan A. bisporus var. albidus menunjukkan keaktifan yang terbesar.
Komponen aktif tersebut yang dapat dideteksi oleh kromatografi kolom dari fraksi G. lucidum adalah P3 yang sangat manjur bagi bakteri H. pylori dan MIC 75 efektif bagi penghambatan bakteri H. Pylori maupun enzim urase yang diproduksinya.
FG Winarno
Guru Besar Fak Teknologi Pertanian IPB
Bogor
Kompas
Minggu, 11/03/01
Saturday, July 4, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment